Wisata ke Desa Terunyan
Danau Batur terletak di Kintamani, Bali utara yang memiliki udara pegunungan yang sejuk.Untuk ke Danau Batur dari Bali selatan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Obyek wisata alam ini ramai dengan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Desa Terunyan yang terletak di sebelah timur bibir Danau Batur adalah sebuah desa yang berpenduduk orang Bali asli atau Bali Aga.Masyarakat desa ini memiliki adat pemakaman yang unik. Desa ini sejak lama dianggap sebagai “desa yang sulit untuk dikunjungi”ada beberapa factor desa ini sulit untuk dikunjungi antara lain karena letaknya berada di sebelah timur bibir danau, jadi untuk ke desa ini harus naik perahu, selain itu di desa ini terdapat pemandu lokal yang biasanya meminta bayaran tinggi dan juga karena desa ini mempunyai budaya atau kebiasaan yang hanya ada di desa ini. Setelah kami mendengar bahwa desa Terunyan sekarang telah menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi yang mengubah citra masa lalu desa ini, kru peliput dari HIRO-chan segera meluncur ke Desa Terunyan. Setelah melihat langsung kondisi desa dan mendengar cerita dari penduduk lokal, kami memutuskan untuk membuat”Wisata ke Desa Terunyan”.
Lokasinya sekitar 2 jam ditempuh dengan kendaraan dari Bali bagian selatan,yaitu di daerah Kintamani. Desa Terunyan terletak di kaki Gunung Batur tepatnya di pinggir Danau Batur. Desa Toya Bungkah yang terletak di dekat Desa Terunyan menawarkan obyek wisata air panas.
Desa tertua di Bali
Desa Trunyan atau Terunyan adalah sebuah desa kecil yang berpenduduk sekitar 600orang. Menurut prasasti tertua di Bali, era sejarah di Bali dimulai sejak tahun 882 masehi dan penduduk Terunyan telah tinggal di daerah ini sejak masa itu. Orang–orang Bali adalah keturunan orang-orang Majapahit yang lari ke Bali pada abad ke-14, sedangkan orang-orang Bali asli yang telah ada di Bali sejak sebelum Majapahit seperti penduduk Desa Terunyan ini disebut Bali Aga. Mereka hidup dengan menjalankan tradisi-tradisi kuno yang tetap terpelihara dengan baik hingga sekarang. Desa Terunyan merupakan desa Bali Aga tertua dan dikenal sebagai desa yang memiliki adat istiadat yang unik.
Pemakaman unik adat Desa Terunyan tanpa kremasi
Adat yang paling unik di Desa Terunyan adalah adat pemakaman. Orang-orang Bali yang meninggal jenazahnya dibakar atau biasa disebut ngaben, sedangkan di Desa Terunyan,orang yang meninggal jenazahnya tidak dibakar melainkan hanya diletakkan di atas tanah.Mungkin terdengar ngeri, orang-orang desa ini memiliki keyakinan jasad orang yang sudah meninggal dunia harus dikembalikan ke bumi. Sebenarnya di Desa Terunyan terdapat 3 kuburan, masing-masing dibedakan menurut sebab orang tersebut meninggal.Kuburan pertama disebut Sema Bantas, kuburan ini untuk orang-orang yang meninggal karena bunuh diri, berkelahi dan penyakit ganas sedangkan kuburan kedua disebut Sema Nguda adalah kuburan untuk bayi atau orang dewasa yang belum menikah,.Dan kuburan ketiga adalah Sema Wayah adalah kuburan untuk orang-orang yang meninggal akibat sakit biasa.
Dewa pelindung desa dan pura” Pusar Dunia”
Selain kuburan, di Desa Terunyan juga terdapat beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi, dan salah satunya yaitu Pura Pancering Jagat yang berarti pusar dunia. Pengunjung tidak bisa masuk ke dalam pura dan hanya melihat dari luar.Di sini terdapat patung yang disebut Ratu Gede Pusering Jagat, masyarakat setempat percaya ukuran patung sedikit demi sedikit bertambah besar.Patung tersebut hanya bisa dilihat oleh umum setahun sekali tepatnya pada saat upacara yang diadakan saat bulan purnama sekitar bulan Oktober setiap tahunnya.Selain itu, juga terdapat “Bali Agung” sebuah bangunan dengan satu atap besar di tengahnya ,“Bale Daha”tempat berkumpul para wanita lajang dan bangunan lainnya yang arsitekturnya berbeda dengan bangunan di desa-desa di Bali lainnya.
WiSATA KE DESA TERUNYAN(kendaraan pribadi/tidak bersam tamu lain) | |
---|---|
1 Dewasa | $196/ orang |
2 Dewasa | $111/ orang |
3 Dewasa | $98/ orang |
4 Dewasa | $84/ orang |
WISATA KE DESA TERUNYAN+AIR PANAS (kendaraan pribadi/tidak bersam tamu lain) | |
1 Dewasa | $238/ orang |
2 Dewasa | $132/ orang |
3 Dewasa | $118/ orang |
4 Dewasa | $105/ orang |
+Bisa ganti menu makan siang dari lunch set ke nabe | +$7/ orang |
Tanggal 4 April 2012, kami mengunjungi Desa Terunyan! |
||
Oleh Jun,staf yang telah bekerja di HIRO-chan selama 3 tahun! Saya JUN, staf HIRO-chan yang pertama kali hadir di laporan pengalaman! Desa Terunyan adalah sebuah desa yang terletak di kaki Gunung Batur di Kintamani, Bali tengah. Desa tertutup dengan penduduk sekitar 600 orang ini tidak banyak dikenal sebagai tempat wisata. Wisatawan repeater yang sering berkunjung ke Bali pun mungkin juga tidak begitu mengetahuinya, bagi orang yang tahu desa ini pasti akan tertuju pada adat pemakamannya yang unik. Orang yang meninggal jenazahnya tidak dikubur maupun dibakar,tetapi hanya diletakkan di atas tanah.Desa ini merupakan obyek wisata untuk melihat kuburan semacam itu. Selengkapnya tentang Desa Terunyan. |
||
Berangkat dari kantor HIRO-chan pagi-pagi.Naik mobil HIRO-chan yang nyaman ber-AC menuju ke Desa Terunyan. | Pak Warjana, pemandu HIRO-chan menerangkan secara mendetil tentang Desa Terunyan saat di dalam mobil. Pak Warjana orangnya kalem, pintar berbahasa Jepang dan berpengetahuan luas.Maklum sudah menjadi pemandu wisata selama 25 tahun. Selama perjalan dari Sanur ke Ubud dapat menikmati pemandangan indah, melewati kebun kelapa dan sawah.Pemandangan yang tidak dapat dilihat di pusat wisata di Bali selatan. | |
Dari Kintamani turun menuju ke tempat naik perahu. |
||
Semakin menuju ke utara dan akhirnya tiba di Kintamani. Di bawah sana terlihat Danau Batur. Saat tour tamu bisa mengambil foto di tempat ini! | Tiba di pinggir Danau Batur yang tadi terlihat dari atas.Di sini ada tempat untuk naik turun perahu. | Sekitar sini pemandangan indah. Danau Batur yang dikelilingi oleh pegunungan. Daerah ini merupakan daerah penghasil sayur-sayuran, udaranya pun segar. Sudah lama tidak menghirup udara segar seperti ini. |
Loket penjualan tiket. Tiket sudah termasuk biaya naik perahu, supir perahu, petugas desa dan tempat pemakaman yang mendampingi. | Biaya wisata ke Desa Terunyan HIRO-chan sudah termasuk biaya-biaya tersebut jadi tamu tidak membayar lagi. Pemandu yang akan membeli tiket. | Kamar kecil di tempat naik perahu! Biaya pemakaian kamar kecil pria/wanita Rp.2000 Bagi saya yang tinggal di Bali kamar kecil ini sudah cukup bersih. Hanya saja tidak tersedia tisu, kamar kecilnya gaya Indonesia, setelah buang air besar atau buang air kecil dibersihkan dengan air. Air dan kakusnya bersih. |
Karena semua dewasa maka dipakai perahu besar. Sama sekali tidak goyang, enak sekali (biasanya naik perahu kecil). Naik perahu sekitar 25 sampai 30menit, sama sekali tidak mabuk. | Ini perahu ukuran kecil. Bisa dinaiki antara 7 sampai 9 orang, tersedia baju pelampung. Di bagian atas ada atap karena banyak lubang kalau hujan pasti bocor. | Salah satu pemandangan yang dapat dilihat dari atas perahu.Dikelilingi oleh pegunungan. Bagian atas gunung semua tertutup oleh kabut. |
Sudah hampir sampai di Desa Terunyan |
||
Desa Terunyan sudah kelihatan! Desanya lebih kecil dari yang saya kira sebelumnya. Di belakangnya gunung menjulang tinggi. Desa yang terletak di antara danau dan gunung, seperti “desa dalam dongeng” Menurut Pak Warjana beberapa tahun yang lalu akses ke desa ini hanya bisa dengan perahu, ada juga yang meminta ongkos perahu mahal. | Katanya sekarang ada jalan di pinggir danau menuju ke Desa Terunyan, dan selain itu banyak pendidikan mengenai pariwisata penduduk desa ini juga semakin baik, saya kira tidak akan ada masalah-masalah seperti itu lagi. (Warjana & saya) | |
Tiba di Desa Terunyan.Pintu gerbang desa bergaya Bali. Seperti datang ke desa dalam dongeng! | Setelah berjalan terus sampai ke ujung jalan kami sampai di tempat seperti ini. Seperti rumah-rumah tembok biasa, kini baru tahu ternyata ini pura. Banyak orang yang pulang dari sembahyang di pura.Dari kejauhan anak-anak menatap wisatawan. | |
Seorang nenek Desa Terunyan yang duduk didekat pura, cara dan warna berpakaiannya modis | Pura Hindu di Desa Terunyan. Seakan-akan dilindungi oleh gunung yang ada di belakangnya.Wisatawan yang berkunjung ke sini biasanya dipinjami sarung, tetapi khusus saat peliputan ini kami tidak memakai sarung. | Beliau adalah mangku di pura ini. |
Hanya satu kamar kecil yang tersedia untuk wisatawan. Biaya pemakaian kamar kecil di sini juga Rp.2000, tetapi lebih bersih kamar kecil di tempat naik turun perahu. Selesai dipakai airnya meluap. Jadi tidak bisa pakai alas kaki..Airnya bersih tetapi tidak cocok untuk orang Jepang. Saya pikir jika ingin ke kamar kecil,sebaiknya ke kamar kecil di tempat naik turun perahu. | ||
Ke kuburan Terunyan |
||
Setiba di desa kemudian ke kuburan. Naik perahu lagi menuju ke kuburan. | Sekitar 5 menit naik perahu ke kuburan. Kuburan sudah terlihat. Kuburan juga terletak di bibir danau. Udaranya tersa berbeda dengan daerah tempat masayarakat desa tinggal. | |
Setiba di tempat naik turun perahu, pengunjung harus mengisi buku tamu. Kemudian memberikan donasi sekedarnya. Kira-kira Rp.10,000. Jika Anda datang ke sini dengan HIRO-chan tour harga tour sudah termasuk ini, pemandu yang akan memberikannya. | Kamar kecil yang ada di dekat resepsionis untuk pria dan wanita. Tingkat kebersihannya kira-kira sama dengan kamar kecil di tempat naik turun perahu, lebih bersih dari kamar kecil penduduk lokal. Biaya pemakaian kamar kecil Rp.2000. | Papan selamat datang di Desa Terunyan.”Welcome to kuburan Terunyan” |
Penduduk Indonesia mayoritas muslim. Bali adalah pulau yang 90% penduduknya memeluk agama Hindu. Orang Islam yang meninggal jenazah dikubur sedangkan orang Hindu yang meninggal jenazah dibakar, tetapi orang-orang Terunyan merupakan masyarakat di Bali yang memiliki budaya dan tradisi yang unik. Di Desa Terunyan terdapat 3 macam kuburan,tetapi yang bisa dikunjungi oleh wisatawan disebut” Sema Wayah” yaitu bagi orang-orang yang meninggal secara wajar karena sakit dan lain sebagainya. | ||
Berjalan kaki ke kuburan yang berjarak sekitar 50m dari tempat resepsionis. Tetapi, kuburan ini dikelilingi oleh batu karang jadi bisa ke tempat ini hanya dengan perahu. | Di dalam sini ada kuburan yang disebut”Sema Wayah”. Setelah masuk sekitar 5 meter pengunjung sudah bisa melihat dalam kuburan. | |
Kuburannya kecil, di sini ada semacam pagar bambu yang berjajar. Jenasaht hanya diletakkan begitu saja di atas tanah, meski demikian Jenazah-jenazah tersebut tidak mengeluarkan bau busuk.Di sini terdapat pohon Taru Menyan yang diyakini menyerap bau bususk dari jenazah-jenazah di kuburan ini. | Di sini untuk mengubur maksimal 9 mayat, jika ada jenazah baru yang lama dipindah ke “tempat peletakan tulang” yang ada di sebelah kiri. | |
Inilah tempat peletakan tulang.Di bagian depan adalah tengkorak dan di belakangnya adalah tulang kaki yang diletakkan secara berdiri! Seumur hidup saya baru pertama kali melihat tengkorak manusia secara langsung. | Inilah pohon Taru Menyan yang sudah berusia ratusan tahun yang menyebarkan bau wangi. | |
Selesai melihat-lihat kuburan naik perahu dan langsung kembali ke tempat naik pertama. Memakan waktu kurang lebih 30menit. | Saat naik perahu tiba-tiba hujan turun!Kami banyak mengambil foto saat di kuburan, rasanya agak ngeri melihat jenazah-jenazah saat di kuburan. | Setelah naik mobil HIRO-chan yang telah menunggu di tempat naik perahu, bisa menghela napas.Mengunjungi Desa Terunya rasanya seperti mimpi. |
【kesan,tempat tujuan wisata & hal-hal yang perlu diperhatikan】 Jika Anda berwisata ke Desa Terunyan, sepulang ke Jepang bisa dipamerkan kepada teman-teman Anda.Letak desa di antara danau dan gunung.Desa tertutup, terasa seperti berpetualang jika masuk ke sini. Melihat kuburan!Tidak usah khawatir lagi mengenai masalah seperti yang dulu sering terjadi, sekarang di tempat naik turun perahu dan di Desa Terunyan sudah ada staf pariwisata, jadi jika terjadi sesuatu masalah bisa langsung meminta bantuan pada staf pariwisata. Saat kami berkunjung ke desa ini, di situ terdapat beberapa orang seperti staf dinas pariwisata,saat naik perahu kembali dari Desa Terunyan pun selain supir perahu juga ada pemandu lokal ikut naik perahu. Meski demikian,jika naik kami sendiri jadi naik sendiri mungkin merasa agak cemas, tetapi tour ini didampingi oleh pemandu dari HIRO-chan, jadi tidak ada yang dicemaskan.Kemudian satu lagi yaitu mengenai kamar kecil.Bagi orang Jepang yang tinggal di Bali saya kira sudah terbiasa dengan kondisi kamar kecil lokal seperti itu, tetapi bagi orang Jepang yang baru pertama kali berkunjung ke Bali mungkin tidak cocok dengan kondisi kamar kecil seperti itu.Orang yang memiliki jiwa petualang dan orang yang tertarik pada obyek wisata situs-situs peniggalan saya pikir akan puas setelah ikut tour ini. |
||
※ Urutan wisata berbeda dengan urutan wisata sebenarnya. ※ Laporan ini dibuat berdasarkan informasi saat peliputan. Isi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. ※ Laporan ini berisi kesan dan pendapat staf peliputan, dan bukan sebagai jaminan untuk semua orang. Silakan gunakan untuk informasi referensi. |